Kenapa Kuda Anunya Besar?
Di zaman nabi nuh, terjadi banjir besar. Sebelumnya Nabi Nuh ditugaskan oleh Allah untuk membuat perahu. Pada saat menjelang banjir nabi Nuh membawa umatnya untuk naik ke perahu. Disamping itu semua jenis binatang dibawanya, masing-masing sepasang, maksudnya satu jantan dan satu betina.
Setelah semuanya naik, hujan datang, terjadilah banjir besar. Setelah beberapa bulan terkatung-katung di atas air, beberapa binatang mulai beranak, karena tentu saja mereka kawin. Orang-orang pada khawatir perahunya kelebihan beban jika jumlah binatang terus bertambah.
Seseorang melapor “Wahai Nabi Nuh semua binatang pada saling kawin, kami khawatir kalau semua betina melahirkan beban perahu terlalu berat dan kami takut tenggelam”.
“Ya sudah semua biantang jantan dikebiri saja, tapi anunya jangan sampai hilang. Nanti di kemudian hari anunya sangat dibutuhkan”.
Akhirnya semua binatang jantan dilepaskan anunya. Semua anu dikumpulkan jadi satu untuk disimpan supaya tidak hilang.
Ketika air sudah surut/mengering, orang-orang bergembira dan segera turun. Binatang-binatang juga bergembira dan turun. Sampai-sampai binatang jantanpun sudah lupa dengan anunya. Ketika sudah agak lama di darat binatang jantan mulai ingin manyalurkan nafsu binatangnya, eh maksudnya nafsu birahinya. Ketika akan melakukan, pejantan baru sadar, eh anu saya mana ya.
Akhirnya binatang-binatang jantan menemui Nabi Nuh. “Wahai Nabi Nuh, mana anu kami, kami sudah tidak tahan lagi untuk segera memakainya.”
Nabi Nuh berkata ,”Anu kalian masih di kapal, segera kalian ambil sendiri ya!”
Akhirnya binatang-binatang berhamburan menuju kapal. Kuda yang larinya paling kencang segera menuju kapal, dan dia memilih anu yang paling besar. Padahal anu yang paling besar itu sesungguhnya punya gajah. Karena mendapatkan yang paling besar kuda langsung tertawa. Sejak saat itu suara kuda seperti suara tertawa.
Gajah berhubung jalannya lambat, anunya sudah diambil oleh kuda, akhirnya gajah mengambil sedapatnya. Dalam hati gajah merasa dongkol dengan kuda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, “kuda ini memang keterlaluan”. Akhirnya sejak saat itu gajah terbiasa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara itu karena bebek jalannya lebih lambat, sesampainya di tempat bebek tidak menemukan satu anupun. Dia akhirnya lari kepada Nabi Nuh, “Wahai Nabi Nuh, kami sudah kehabisan anu. Bagaimana ini?”
Kata Nabi Nuh, ”Wah saya tidak tahu ya, kelihatannya ada yang ambil lebih dari satu”.
Akhirnya diumumkan oleh Nabi Nuh, “Barangsiapa mengambil anu lebih dari satu, harap dikembalikan”. Tapi tidak ada satupun binatang yang mengaku. Akhirnya Nabi Nuh mengambil tali dan menemui bebek. “Wahai bebek, berhubung sampai sekarang anumu belu ketemu, ini saya pasangkan tali dulu supaya kamu masih bisa melakukannya”. Akhirnya sejak saat itu anu bebek seperti tali.
Sementara itu semut karena jalannya paling lambat maka dia tidak menemukan satu anupun. Akhirnya sampai sekarang setiap semut berpapasan dengan temannya langsung menyapa sambil menjabat tangannya. “Gimana sudah ketemu anunya?”
sponsor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar